Keju = Jubnun
Keju
berasal dari susu segar hewan sapi, kerbau, kambing, atau domba yang melalui
beberapa pemrosesan khusus. Susu segar akan diproses pasteurisasi dan koagulasi
susu, pemotongan dan penirisan curd (dadih),
lalu fermentasi dan pematangan, serta terakhir pengemasan. Terkadang keju
dicampur rempah-rempah dan bumbu-bumbuan hingga asap kayu untuk menambah cita
rasa. Warna kuning atau merah pada keju berasal dari penambahan zat annato dari
biji buah pohon achiote.
Tentu keju bisa dimakan langsung karena memang
tidak ada aturan khusus. Tetapi di Indonesia keju umumnya digunakan sebagai
pengisi burger dan sandwich, campuran sup atau kue misalnya martabak manis dan
kue-kue lainnya. Di Italia keju disajikan sebagai hidangan pembuka, Perancis
menyajikan setelah hidangan utama, sedangkan di Inggris dan Amerika keju lebih
sering dihidangkan setelah hidangan penutup.
Keju yang selama ini
dikenal oleh masyarakat modern ternyata pada zaman Rasul Saw sudah ada. Keju
selain rasanya sangat enak dan lezat dan banyak digunakan orang untuk bahan kue
juga bermanfaat menyembuhkan beberapa penyakit. Makanan dari hewan atau
herbal yang bahannya dari tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan
selain ada segi manfaatnya juga ada segi mudlaratnya, untuk itu bila mengkomsumsi
juga jangan terlalu banyak adapun juga bagi yang gemar makanan tersebut juga
harus ada batas-batasnya karena terlalu banyak mengkonsumsi maka akan terjadi timbul penyakit di dalam
tubuh untuk itu mari kita kaji artikel ini dengan seksama.
Di dalam Sunan – dari Abdullah bin Umar – :
(utiyan-nabiyyu shollal-laahu ‘alaihi wa sallam
bijubnati, fii tabuuka, fada’aa bisikkiinin, wa sammaa wa qotho’a)
Artinya:
Nabi Shollallaahu alaihi wa sallam diberi orang sepotong
keju, di Tabuk, lantas Beliau menyuruh ambilkan pisau, kemudian Beliau
mengucapkan bismillah dan memotongnya.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud.
Ia juga dimakan oleh para sahabat – rodliyallaahu anhum –
di negeri Syam dan Irak.
Keju yang lembab tanpa es itu baik untuk pencernaan;
sedangkan yang di es itu agak kurang baik bagi pencernaan, mengganggu usus.
Sifatnya :DINGIN LEMBAB
Jika dimakan setelah
dipanggang, maka sangat baik sekali untuk merubah komposisinya. Karena api
dapat memperbaiki dan menormalkannya, menghaluskan elemennya
serta membaguskan rasa dan baunya.
Yang lama serta asin sifatnya: PANAS KERING. Untuk
memperbaiki komposisinya dianjurkan agar dipanggang juga lebih dahulu.
Keju yang asin kurang baik bagi pencernaan, juga dapat
menimbulkan batu di ginjal dan saluran air seni.
Jenis-jenis Keju
Keju dibedakan dalam beberapa kategori yang
terdiri atas : umur, tekstur, metode pembuatan, kandungan lemak, jenis susu,
dan asal negara/ daerah pembuatan. Namun pembagian tersebut tidak mutlak karena
beragamnya jenis keju.
Menurut
ahli makanan Barbara Ensrud, keju dibagi atas : keju segar (fresh); keju
whey; keju pasta filata; keju semi-lunak; keju semi-keras; keju
keras/ tua; keju krim; keju setengah matang; keju blue vein (berjamur);
keju susu sapi, kambing, atau domba; keju berbau kuat; dan keju siap olah.
Yang
tergolong keju segar, whey, dan stretched curd diantaranya:
Keju cottage,
yaitu keju segar tanpa bahan tambahan yang mudah basi, harus disimpan dalam
lemari pendingin. Keju cottage merupakan keju terbaik dalam hal nilai
nutrisinya. Tinggi protein kasein, rendah karbohidrat dan lemak (hanya 5%).
Cocok untuk salad buah dan sayuran.
|
Mozzarella, keju
lunak Italia yang aslinya berasal dari susu kerbau liar. Mengandung 22% lemak
dan bersifat spesifik langsung meleleh ketika dipanggang. Cocok untuk topping
pizza atau campuran fritata.
|
Ricotta, keju
lunak Italia bertekstur sangat rapuh dari whey susu sapi. Mengandung 13%
lemak. Berkombinasi rasa gurih dan lezat beraroma harum. Cocok untuk aneka
masakan pasta seperti lasagna dan spaghetti.
Keju yang digolongkan
berdasarkan teksturnya diantaranya adalah:
|
Edam, keju
Belanda populer bertekstur keras dan beraroma mirip kacang. Kemasannya
terbungkus lapisan sejenis lilin berwarna merah. Mengandung 28% lemak. Cocok
untuk campuran kue kering (cookies) atau taburan hidangan panggang.
|
Parmesan, keju
bertekstur keras dari Parma, Italia berbentuk silinder warna kuning muda.
Beraroma tajam karena proses pemeraman yang lama (14-48 bulan). Cocok sebagai
keju parut, taburan pizza, sup maupun aneka pasta. Kandungan lemak 26%.
|
|
Cheddar, keju
Inggris paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Rasanya lezat dengan aroma
tidak terlalu tajam. Cocok untuk masakan apa saja seperti casseroles, sup,
isi sandwich dan salad. Mengandung lemak 33% dengan masa pemeraman 9-24
bulan.
|
|
Emmenthal, keju
keras Swiss yang cukup populer. Jika dipotong akan terlihat lubang-lubang
yang terbentuk selama proses fermentasi. Banyak disuka karena lembut dan kaya
aroma. Cocok sebagai table cheese dimakan dengan anggur merah.
Keju yang masuk kategori blue-vein atau berdasarkan umur keju diantaranya adalah:
|
Camembert, keju
lunak Perancis dari susu sapi yang diperam dengan jamur selama 3 minggu.
Sangat lembut dan creamy dengan warna kuning pucat. Mengandung 24% lemak.
Bisa langsung dimakan dengan roti, daging, atau red wine. Juga sebagai table cheese dan campuran omelette, isi souffle,
pancake atau apple pie.
|
Brie, keju lunak
Perancis dari susu sapi yang diperam minimal 1 minggu. Kulit luar berwarna
kuning pucat, sedikit abu-abu karena lapisan jamur, dengan bagian dalam
lembut meleleh. Lapisan jamurnya dapat dimakan (tidak untuk dibuang).
Aromanya tajam dan kandungan lemaknya 28%. Cocok untuk salad, dan dimakan
dengan buah olive atau pickle.
Sedangkan keju berdasarkan kandungan/ isi, contohnya adalah Cream Cheese yaitu keju lunak berasa sedikit asam dari susu sapi yang diperkaya dengan cream. Cream cheese mengandung 45% lemak, double cream cheese 60% lemak, dan triple cream cheese 75% lemak. Keju ini cocok sebagai hidangan penutup, misalnya cheese cake, pengisi pie, atau dimakan bersama buah-buahan.
Keju siap olah (processed cheese) terbuat dari keju tradisional dan garam pengemulsi, kadang ditambah susu, garam, bahan pengawet, dan pewarna makanan. Keju ini tergolong murah dan dapat mencair dengan lembut. Biasa dijual dalam kemasan utuh atau lapisan dan kemasan botol semprot.
Tersedia juga jenis keju kedelai (soy cheese) dan keju almond (almond cheese) yang dikonsumsi karena diet, vegetarian, penderita lactosa intolerance atau alergi susu hewani, atau penderita saluran pencernaan. Keju kedelai sangat rendah lemak (8%), bebas kolesterol, sumber protein kedelai dan isoflavone. Namun beberapa merek keju kedelai tidak sepenuhnya bebas kandungan hewani karena ada yang mengandung kasein. Keju kedelai tidak terlalu berbau khas keju kecuali ketika sedang dimasak/ dicairkan.
Kandungan Nutrisi dan Manfaatnya
Keju mengandung kalsium, protein, dan fosfor dalam jumlah banyak karena keju merupakan konsentrat dari susu.
|
- Kandungan protein dalam 100 gr keju jenis cottage mampu mencukupi kebutuhan harian sebesar 25%. Profil asam aminonya juga lengkap termasuk jenis BCAAs (isoleucine, leucine, dan valine) sehingga berperan dalam sintesis protein untuk pembangun jaringan otot, metabolisme sel-sel tubuh, dan tulang.
- Kaya riboflavin yang bermanfaat membantu metabolisme karbohidrat dan menjaga kesehatan membran mukosa.
- Kaya vitamin B12 dan asam folat dalam keju yang bermanfaat membantu sintesa DNA, pematangan sel-sel darah merah, dan menjaga fungsi syaraf.
- Kaya vitamin B6 yang membantu metabolisme asam amino dan lemak, menjaga sistem syaraf dan kesehatan kulit.
- Kaya vitamin A yang penting bagi indra penglihatan, kesehatan kulit, jaringan permukaan, dan perlindungan terhadap infeksi.
- Kaya selenium yang penting untuk sintesa suatu enzim antioksidan.
- Kaya fosfor yang bermanfaat sebagai pembentuk ATP untuk produksi energi, pembentuk tulang dan gigi, dan keseimbangan asam basa.
- Kaya kalsium yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah pada luka, menjaga fungsi syaraf, otot, dan irama jantung.
- Beberapa studi juga membuktikan jika konsumsi keju dapat mencegah kerusakan gigi.
- Keju juga mengandung tryptophan, sejenis asam amino yang mampu meredakan stress dan membantu tidur.
- Kandungan kalori dan karbohidratnya juga sangat rendah sehingga cocok sebagai makanan diet.
Namun keju
juga kaya akan lemak jenuh yang tidak sehat bagi tubuh. Apakah lemak jenuh keju
ini meningkatkan resiko penyakit jantung masih belum terbukti, bahkan pada para
konsumen keju terbanyak di Perancis dan Yunani sekalipun. Diyakini kebiasaan
minum anggur merah oleh warga Perancis-lah yang menjadi faktor penetralisir
kelebihan kalori dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskular. Disarankan
untuk membatasi konsumsi keju sebanyak 57 gr seminggu. Atau pilihlah jenis keju
yang rendah/ bebas lemak atau keju kedelai atau almond.
*sumber
gambar: www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar